JAKARTA, Pada libur Lebaran, volume lalu lintas pesawat meningkat secara signifikan karena banyaknya orang yang bepergian untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat.
Terkait hal itu untuk memastikan keselamatan penerbangan, pilot maskapai penerbangan Lion Air Group melakukan persiapan intensif berupa pelatihan teori dan praktik penerbangan, termasuk pengetahuan dasar tentang aerodinamika, navigasi, meteorology dan lainnya berdasarkan program pelatihan yang disetujui oleh otoritas penerbangan nasional.
Hal itu dikemukakan Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, Selasa (4/4/2023).
Danang menjelaskan pelatihan keselamatan: untuk meningkatkan kesadaran terhadap praktik keselamatan dalam operasi penerbangan, termasuk pencegahan kecelakaan, manajemen risiko dan prosedur darurat.
Crew Resource Management (CRM) menjadi konsep yang dikembangkan membantu meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara semua anggota kru penerbangan, termasuk pilot, pramugari – pramugara, teknisi dan staf pendukung lainnya.
Bagi pilot, CRM melibatkan pemahaman dan penggunaan keterampilan interpersonal dan komunikasi efektif dalam mengelola situasi darurat dan keadaan tertentu selama penerbangan.
CRM terkonsentrasi guna pengembangan kemampuan memimpin dan mengambil keputusan tepat dalam situasi sulit dan memfasilitasi diskusi yang terbuka dan konstruktif antara semua kru yang bertugas.
“CRM mengajarkan para pilot berkomunikasi secara jelas dan terbuka, mengidentifikasi dan mengelola risiko, serta mempertimbangkan faktor manusia dalam pengambilan keputusan dan perencanaan penerbangan, ” ujar Danang
Pelatihan CRM, menurutnya sering dilakukan di simulator penerbangan, sehingga para pilot dapat berlatih dalam situasi simulasi yang realistis dan mempraktikkan keterampilan yang telah dipelajari.
Simulator penerbangan terpusat di Lion Group Training Center yang berlokasi di Bandara Mas (area terdekat Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta). Saat ini, LGTC beroperasi 24 jam dengan fasilitas simulator yang terdiri dari
Baca juga:
HUT 497 Kota Jakarta, Apa Kabar Transjakarta
|
Boeing 737 – 5 unit, Airbus 320 – 2 unit, ATR 72 – 2 unit (1 ATR 72 – 600 dan 1 ATR 72-500)
Seluruh pilot mensimulasikan kondisi penerbangan, termasuk situasi darurat dan kondisi cuaca yang beragam. Dengan menggunakan simulator, pilot dapat berlatih menghadapi situasi yang mungkin terjadi selama penerbangan dan memperbaiki keterampilan dalam mengambil keputusan tepat dan mengendalikan pesawat secara aman.
Selama sesi simulasi, instruktur akan memantau kinerja pilot, memberikan arahan dan koreksi secara langsung jika ada kesalahan atau ketidaksesuaian terhadap standar prosedur. Instruktur mengatur skenario simulasi dengan berbagai situasi yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan keadaan yang nyata (real) terjadi selama penerbangan dalam menguji kemampuan pilot.
Hasil evaluasi akan dicatat dalam catatan pelatihan pilot dan akan digunakan sebagai acuan menentukan kelayakan pilot untuk melakukan tugas terbang.
Lion Air Group melaksanakan penilaian dan pengawasan secara teratur, dalam upaya agar pilot dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan selama penerbangan berdasarkan standar operasional prosedur.(hy)